SKRIPSI DIGITAL
Kajian Efisiensi Hubungan Antara Design dan Pelaksanaan Pada Bangunan Infrastruktur (Studi Kasus : Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang) = Clean Water Efficiency Study Of The Relationship Between Design and Implemention Of Infrastrucure Buildings (Case Study: General Ahmad Yani International Airport Semarang)
              Sistem air bersih dalam suatu bangunan infrastruktur merupakan sebuah peranan utama 
dalam penyimpanan maupun pendistribusian air bersih. Dalam perencanaan sistem air 
bersih membutuhkan perencanaan kebutuhan yang sesuai dengan pemanfaatannya, 
termasuk perencanaan air bersih pada bandara. Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani 
memiliki GWT (Ground Water Tank) dengan kapasitas eksisting sebesar 611m3
. Selama 
kurun waktu 2017-2022 pemanfaatan air bersih terbesar pada September 2019 sebesar 
203,67 m3
. Sehingga GWT yang tersedia lebih besar dibandingkan pemanfaatannya, yang 
kemudian berdampak terhadap biaya operasional menjadi lebih besar. Oleh karena itu perlu 
dilakukan kajian efisiensi kapasitas. 
Metode yang digunakan dalam penentuan kapasitas GWT yang efisien dengan menghitung 
kebutuhan air bersih menggunakan Standar Noerbambang dan Morimura Tahun 2000, 
SKEP 347/XII/1999, dan Standar Direktorat Jenderal Cipta Karya DPU Tahun 1996. 
Selanjutnya dari ketiga standar tersebut dibandingkan dengan data observasi menggunakan 
trend linear dan exponential berdasarkan nilai R2 yang paling mendekati nilai 1 untuk 
mendapatkan standar yang paling akurat. Selanjutnya penentuan jumlah pengguna 
maksimum untuk mencapai kapasitas GWT eksisting dihitung menggunakan rumus 
kontinyuitas dari data observasi jumlah pengguna tertinggi tahun 2017-2022; penggunaan 
air bersih tertinggi tahun 2017-2022, dan kapasitas GWT. Selain itu ditentukan juga periode 
maksimal untuk mencapai kapasitas GWT eksisting dengan metode grafik dan least square 
menggunakan trend linear dan exponential berdasarkan nilai R2 yang tertinggi. Dimana x 
merupakan data periode tahun 2017-2018 dengan range bulanan dan y merupakan data 
jumlah pengguna harian. Dan untuk penentuan biaya pada masing-masing kapasitas 
didapatkan berdasarkan perhitungan tarif dasar yang mengacu kepada biaya penggunaan 
rill dan diambil biaya tertinggi untuk selanjutnya dilakukan perhitungan biaya kapasitas 
efisien dan eksisting.
Berdasarkan hasil analisa kebutuhan air bersih, didapatkan standar yang paling akurat 
menurut perbandingan 3 standar dengan menggunakan Standar Kriteria Perencanaan 
Direktorat Jenderal Cipta Karya DPU Tahun 1996 dengan hasil efisiensi kapasitas sebesar 
244m3
. Sehingga dari kapasitas GWT yang ada hanya dimanfaatkan sebesar 40%. Adapun 
kapasitas GWT sebesar 611m3
akan tercapai nilai maksimum penggunaan dengan jumlah 
pengguna 50.916 orang/hari pada November 2042. Dari perhitungan antara kapasitas GWT
eksisting dengan kapasitas GWT efisien maka ditemukan selisih biaya sebesar Rp 
5.677.000,- (lima juta enam ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah).
Kata Kunci : Air Bersih, GWT, Efisiensi, Pemanfaatan, Bandara            
Tidak tersedia versi lain